tempat produksi oleh-oleh khas Malang proses produksi bisa juga dilihat di : www.kripiktempebunoer.blogspot.com
Jumat, 20 November 2009
Senin, 19 Oktober 2009
Keripik Buah Naga ala Bu Noer
KERIPIK BUAH - Keripik buah, sajian khas yang banyak diminati masyarakat
Melengkapi pilihan buah tangan dalam rangka silaturahmi kepada kerabat dan sanak saudara, Pusat Oleh-oleh Khas Malang, Keripik Tempe Bu Noer menyediakan pilihan baru lagi, keripik buah naga. Keripik berbahan dasar tanaman kesehatan ini siap menjadi pilihan dalam melengkapi kiriman parsel lebaran.
Meski dalam pengolahannya lebih sulit, keripik buah naga ini memiliki rasa yang khas juga. "Rasanya lebih manis daripada buahnya," terang pemilik usaha Keripik Tempe Bu Noer, Lukman Zaini yang mengaku dirinya sebelumnya ber eksperimen hingga akhirnya bisa mendapatkan bentuk dan rasa yang pas.
Untuk keripik buah naga ini, Lukman sengaja tidak mencampurkan rasa-rasa lain. "Jadi rasanya asli dari buah naga itu sendiri," tambahnya.
Bentuknya pun harus disesuaikan agar bisa dinikmati lebih enak. Irisan kecil menjadi pilihan Lukman dalam menyajikannya. Karena buah naga termasuk bahan baku yang masih sulit didapatkan, maka harga keripik buah naga juga masih tinggi. Bisa mencapai Rp 17 ribu per kantong dengan berat 50 gram. Untuk saat ini, ia masih memesan buah naga sebagai bahan baku di sebuah toko buah langganannya.
Untuk melengkapi inovasi terbarunya, Lukman juga membuat keripik buah pepino dan keripik buah peer. Menurutnya, keipik buah merupakan sajian unik yang banyak diminati oleh masyarakat.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa meski lebaran, dirinya tidak menaikkan harga barang karena meski harga bahan baku naik, minat beli masyarakat turun. Karena itu Lukman menyiasati dengan perimbangan. "Maksudnya, kami keluarkan produk-produk baru, agar bisa saling mengisi," jelas pria asli Malang ini mantap. (lan-KP)
(KORAN PENDIDIKAN - edisi 176 / IV / 25 september - 1 oktober 2007)
Aneka Keripik ala Bu Noer
PUSAT Keripik Tempe Bu Noer & Swalayan Makanan Khas Malang yang terkenal dengan produk keripik tempe aneka rasa kini mengembangkan ragam produksinya. Tak hanya keripik tempe dengan aneka rasa yang diproduksi oleh Bu Noer. Kini, aneka kue-kue aneka rasa dengan bahan seasoning atau bumbu impor juga tak kalah lezatnya. Bahan-bahan seasoning ini diaplikasikan ke aneka kue-kue yang diproduksinya.
Ini adalah inovasi cita rasa kue yang lazimnya mengandalkan bahan essence. Sebut saja, kue pia aneka rasa, muffin aneka rasa, mendhut aneka rasa. Kue pia misalnya, ada pia rasa pizza, pia rasa kebab, pia rasa keju, pia rasa barbeque, pia rasa burger dan lainnya. Demikian pula kue muffin rasa keju, barbeque, pizza, burger, nangka, blueberry dan lain-lain.
Menurut Lukman, manager Keripik Tempe Bu Noer, kue-kue aneka rasa ini banyak disukai masyarakat. Kue-kue ini diproduksi pada awal tahun ini, begitu hadir langsung direspons antusias. Buktinya, permintaan kue eceran dan pesanan baik itu pia maupun muffin aneka rasa sangat banyak.
Tak hanya kue-kue aneka rasa, keripik tempe dan keripik buah aneka rasa tersedia di Keripik Tempe Bu Noer Aneka Rasa & Swalayan Makanan khas Malang. Keripik tempe aneka rasa misalnya. Khusus keripik tempe ini, awalnya sudah hadir 15 rasa yakni original, keju, udang, pedas, ayam bawang, barbeque, balado, pizza, burger dan spaghetti. Bahan-bahan aneka rasa itu, didukung oleh bumbu seasoning yang diimpor dari luar negeri. Kini, berhasil dikembangkan cita rasa lainnya yakni keripik tempe bumbu pasta, keripik tempe bumbu pasta sambal udang, keripik tempe tempe bumbu pasta sambal balado, hot roasted corn, cokelat roasted corn, sweet roasted corn, kebab dan seaweed. Harga sangat terjangkau Rp 5.000 per 200 gram. (lia)
(RADAR MALANG - Sabtu, 23 desember 2006)
Tradisional, Rasa Internasional
KOTA Malang, dari dulu terkenal akan tempenya yang enak. Akan tetapi sayang, tempe tidak memiliki masa simpan yang panjang. Akibatnya, tidak dapat dinikmati oleh mereka yang jauh dari Malang. Kripik tempe, merupakan salah satu disertivikasi agar tempe bisa tahan lama.
Siti Juwariyah, pemilik Kripik Tempe Bu Noer mengatakan sejak dulu Kota Malang terkenal akan tempe dan kripik tempenya yang khas. "Orang Malang atau mereka yang berlibur ke sini pasti membawa oleh-oleh kripik tempe," ujarnya.
Ia sendiri baru memproduksi kripik tempe tahun 1993. Kripik tempe produksinya diberi nama Kripik Tempe Bu Noer. Nama itu diambil dari nama depan suaminya. Perlahan tapi pasti, usahanya terus berkembang.
Awal tahun 2001, ia berusaha memproduksi kripik tempe yang lain daripada yang lain. "Rasa kripik tempe tidak harus seperti ini. Perlu varian rasa yang lain," katanya. Maka, terciptalah kripik tempe aneka rasa. Awalnya hanya 4 rasa. Kini, Bu Noer telah mengembangkan kripik tempe dengan 10 rasa yang berbeda. "Rata-rata, setiap harinya diproduksi 60 kg kripik tempe. Naik tiga kali lipat pada hari libur," kata Siti Juwariyah.
Untuk menjaga kwalitas, sejak awal produksi dilakukan pemilihan bahan yang baik. Tempenya saya pesan ke adik yang sudah berpengalaman lebih dari 9 tahun dalam membuat tempe," katanya. Saat ini kripik tempe Bu Noer selain di Malang, telah menembus pasar Kalimantan, Batam dan Timika. (dip)
(MALANG PAGI - Rabu wage, 21 Juni 2006)
Jajanan Perpaduan Tempe dan Apel
PIE JAGO TEMPLE - Hidangan leezat menggugah selera
MALANG - Inovasi adalah salah satu kunci untuk mempertahankan suatu usaha. Karena selera konsumen cepat sekali berubah, maka sebagai pengusaha harus lebih inovatif.
Apalagi usaha makanan yang kini sudah tersebar dimana-mana. Kalau ada ide lebih baik, langsung saja dikeluarkan dan dipublikasikan, sebelum kalah cepat dengan saingan. Harus peka terhadap stimulus di sekitar kita. Seperti yang telah dilakukan oleh Lukman Zaini, pengelola usaha Keripik Tempe Bu Noer yang kini sudah semakin berkembang. Usaha yang sudah berjalan selama 15 tahun ini, setelah banyak berinovasi dengan rasa-rasa keripik dengan aneka rasa dan brownies tempe, kini menjajal inovasi terbarunya, Pie Jago Temple. Jenis makanan yang Malang Raya banget. Siapapun pasti penasaran dengan Pie Jago Temple ini. Dan siapa sangka kalau ternyata Jago Temple itu memiliki arti Jajanan Golongan Tempe dan Apel. Lukman berusaha menyatukan dua makanan khas dari Malang dan Batu dalam satu rasa yang sangat memikat.
Rasa gurih dan manis akan tercipta dari perpaduan tempe dan apel. Apalagi ditambah dengan toping keju ataupun coklat, akan semakin menggugah selera. Lukman mengaku bekerja keras untuk selalu mendapatkan ide dan inovasi-inovasi baru terhadap makanan yang diproduksinya. "Saya termotivasi oleh pengusaha-pengusaha besar yang sudah sukses baik dari dalam maupun luar negeri. Mereka selalu mengutamakan inovasi terhadap produknya," tegas Lukman.
Oleh sebab itu ia tidak mau menunda-nunda dalam mempublikasikan inovasinya agar tidak kalah dengan pengusaha lainnya. Keyakinan kuat pun tertanam, sebagai pengusaha tidak perlu takut jika idenya ditiru. "Kalau ditiru, berarti inovasi tersebut bisa diterima oleh masyarakat luas," kilahnya enteng.
Dan setiap orang punya pilihan sendiri-sendiri terhadap apa yang ingin mereka nikmati. Menurut Lukman, pemasaran produk juga tidak perlu terlalu luas, tapi lebih diperbanyak pada macam produk saja agar konsumen tidak cepat jenuh.
Dan untuk makanan khas seperti ini, tidak perlu takut untuk kekurangan pelanggan, orang pasti tahu dan memilih membeli ataupun memesan di tempat produksinya. (lan-KP)
(KORAN PENDIDIKAN - edisi 161 / II / 11-17 juni 2007)
Minggu, 18 Oktober 2009
Inovasi Keripik Tempe Bu Noer
KRIPIK tempe Bu Noer ordernya bukan datang dari Malang saja, tapi juga dari luar daerah. Hal ini beralasan karena kripik tempe buatannya memiliki cita rasa yang khas.
MALANG - Siapa yang tidak tahu keripik tempe. Makanan ringan yang menjadi salah satu ikon Kota Malang ini memang sangat digemari. Bukan saja oleh warga Malang, melainkan warga dari luar kota pun tak jarang sengaja kesini hanya untuk menikmati cita rasa keripik tempe.
Dari sekian banyak usaha keripik tempe di Malang, ada satu yang spesial. Keripik Tempe Bu Noer, begitulah orang menyebutnya. Salah satu alasan yang membuat keripik tempe ini begitu dikenal adalah karena inovasinya. Bu Noer, sang pemilik yang juga mencantumkan namanya pada merek produk, menyatakan, keripik tempe yang diproduksi memiliki cita rasa yang bermcam-macam. "Inovasi ini sengaja saya ciptakan agar orang tidak merasa bosan dengan cita rasa tempe yang cuma itu-itu saja," ujar dia.
Keripik tempe Bu Noer ini memiliki banyak rasa, diantaranya jeruk, mint, petersely, kucai, pandan, dan masih banyak variasi rasa lainnya. Awalnya, industri rumah tangga yang dirintisnya sejak 1993 itu tidak punya varian seperti sekarang. "Karena penjualan saya sempat menurun, akhirnya saya berinisiatif untuk membuat sesuatu yang baru," papar dia.
Noer menambahkan, semua bumbu spesial yang dia gunakan didatangkan dari luar negeri. Bumbu tersebut telah diseleksi untuk mempertahankan kualitas produk. Dia mengaku dalam hal menggoreng tidak mau menggunakan minyak goreng curah, apalagi jelantah. "Biasanya kalau menggunakan meinyak curah, rasanya agak pahit," imbuh dia.
Saat ini keripik tempe Bu Noer telah berhasil membidik konsumen dari luar Malang. "Tadi (kemarin) saya baru saja melayani Bu Walikota dan tamunya, istri pejabat dari Kalimantan. Syukurlah, mereka terlihat puas," ungkap dia. Bahkan, kiosnya di kawasan jalan Ciliwung itu sering dikunjungi wisatawan dari luar negeri yang singgah ke Malang.
Selain keripik, ternyata Noer juga memproduksi kue brownies. Brownies yang diproses dari bahan tempe dan apel itu ternyata telah menghadirkan kesan tersendiri bagi konsumennya.
"Kreatif dan nikmat. Pokoknya pas dilidah," ujar salah satu pengunjung yang tak mau dikorankan. "Saya akan selalu mempelajari resep-resep baru untuk terus bisa berinovasi," ungkap Noer. Dengan ide-ide baru itu, dia selalu menghadirkan kejutan kepada para pelanggannya. (ris)
(MALANG PAGI - Rabu, 29 agustus 2007)
Khusus Hotel, Disediakan Moleh
MOLEH : Kripik tempe Bu Noer menyediakan mobil oleh oleh untuk pengantaran dan tamu hotel
MALANG - Demi meningkatkan mutu pelayanan ditengah ketatnya usaha makanan kripik tempe, inovasi baru dilakukan pengusaha kripik tempe Bu Noer. Yaitu dengan menghadirkan layanan delivery service atau layanan antar. Menurut Lukman Zaini, Manager Umum kripik tempe Bu Noer, pihaknya ingin memberi kemudahan bagi pendatang yang menginap di hotel jika ingin membeli oleh-oleh dari Malang.
Pasalnya, tidak semua penghuni hotel tersebut punya waktu luang dan tahu lokasi tempat oleh-oleh. "Kami hanya memberi kemudahan kepada pendatang, agar mereka tidak capek dan repot membeli oleh-oleh," paparnya.
Untuk mendukung profesionalitas delivery service tersebut, pihak manajemen Kripik Bu Noer menyediakan "Moleh" atau mobil oleh-oleh. Dengan fasilitas Moleh tersebutkonsumen bisa mendapatkan berbagai jenis oleh-oleh yang diinginkan dan langsung diantar ke tujuan.
Menariknya lagi layanan tersebut tanpa dikenakan biaya tambahan, kata moleh ini diambil dari bahasa Jawa yang artinya pulang. "Kami menamakan layanan delivery service ini moleh karena setiap orang yang mau pulang pasti butuh oleh-oleh," jelasnya.
Bentuk kendaraan Moleh ini pun sangat unik. Mobil ini merupakan hasil modifikasi antara motor Harley Davidson dan box yang diletakkan di bagian belakangnya. Di dalam box Moleh ini tersimpan berbagai jenis keripik yang siap antar ke alamat pemesan.
Selain menghadirkan inovasi baru dalam bidang pemasaran, perusahaan oleh-oleh khas Malang yang terletak di jalan Ciliwung Malang ini juga menghadirkan aneka macam kripik buah. Kripik buah terbarunya yaitu kripik Jeruk Mandarin, dikenalkan kepada konsumen sejak Imlek beberapa waktu lalu.
Tidak hanya itu saja ternyata masih ada satu lagi jenis kripik buah yang masih akan ditawarkan pada konsumen.
"Karena ini musim durian, perusahaan kami akan menawarkan pada konsumen bentuk lain dari Durian yang telah kami olah menjadi kripik," ujar pria lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Widyagama Malang ini mengakhiri. (mg1/eno)
(MALANG POST - kamis, 21 februari 2008)
Luncurkan Pie Temple
INOVASI : Pie temple gurih yang memadukan tempe dan apel
MALANG - Setelah mengenalkan brownies tempe dengan cita rasa yang unik dan kripik tempe dengan puluhan variasi rasa, Kripik Tempe Aneka Rasa Bu Noer di Ciliwung II/2 Malang ini meluncurkan Pie Temple, singkatan dari pie tempe dan apel.
Menurut M. Lukman Zaini Kurniawan, anak kandung Bu Noer, ide dasar pembuatan Pie Temple ini sederhana, yakni menggabungkan dua makanan khas Malang Raya dalam satu adonan makanan. Berbeda dari pie umumnya yang menggunakan terigu sebagai bahan dasar, pie yang dicetak dalam bentuk oval ini terasa lebih gurih karena menggunakan campuran adonan tempe pada kulit pie. Isi pienya tentu saja apel yang dipotong dadu kecil-kecil dan kripik tempe yang dicacah. Jenis apel batu yang digunakan adalah apel rome beauty yang memang khas Batu. Pie Temple yang gurih ini dijual dengan harga Rp 12.500 per buah. Sementara itu, dijelaskan Lukman, produk terbaru lainnya dari kripik tempe yang mengandalkan diferensiasi produk ini adalah hadirnya lima rasa kripik tempe baru yang berbahan alami. Rasa baru ini menggunakan daun-daunan selain daun jeruk yang sudah umum digunakan. "Dari sekian banyak daun-daunan yang kami coba, yang rasanya paling enak itu menggunakan daun mint, daun peterseli, daun bawang, ketumbar, dan daun seledri," ujarnya. Kripik tempe yang dijual Rp 5.500 per bungkus ini mendapat respons sangat baik dari pelanggannya.
"Menurut mereka, kripik tempe seri daun-daunan ini rasanya mirip dengan masakan. Misalnya daun bawang yang mirip rasa mie ayam bawang dan daun seledri seperti rasa sup," tambah Anik Suryani, adik kandung Bu Noer yang bertugas meracik bumbu.
Ditegaskan Lukman kembali, dia ingin mengembalikan rasa asli tempe setelah menggunakan 18 variasi rasa kripik tempenya dengan menggunakan seasoning. Inovasi ini dia lakukan setelah menjamurnya usaha kripik tempe serupa yang dikhawatirkan akan menimbulkan kebosanan pada konsumen. (mp-24)
(MALANG POST, senin 4 juni 2007)
Sabtu, 17 Oktober 2009
Nikmati Tester Dulu, Baru Beli
Cara menarik dilakukan gerai oleh-oleh khas Malang Bu Nur di Jalan Ciliwung II/2 Malang. Bagi konsumen yang hendak membeli, sebelum menentukan pilihan makanan mana yang hendak dibeli, disediakan tester (contoh) untuk dinikmati pengunjung. "Agar konsumen tidak kecewa dan langsung menentukan pilihannya," papar Ny Siti Juariah, yang biasa disapa Bu Nur, pemilik gerai oleh-oleh khas Malang Bu Nur.
Usaha yang sudah digeluti sejak 12 tahun lalu itu, menyediakan beragam tester. Jumlahnya disesuaikan dengan makanan yang dipajang. Tester itu, diambil dari masing-masing sebelum dikemas. "Kami jamin konsumen tidak akan kecewa. Rasa makanan untuk tester pasti sama dengan yang sudah dikemas," ujarnya.
Dengan pola itulah, konsumen menjadi lebih mudah untuk menentukan makanan yang hendak dibeli. Dan langsung bisa njujug tempat makanan yang hendak dibelinya dengan beragam jenis dan rasa yang tersedia. Makanan yang tersedia disini lebih dari 30 jenis oleh-oleh khas Malang. Mulai dari jenis kripik tempe, kripik buah, kripik singkong, kripik sayur-sayuran, jenang dan sebagainya. Semuanya diolah sendiri. Bukan produk orang lain kemudian ditempeli label Bu Nur. "Oleh-oleh di sini, memang produk tradisional. Tetapi, rasa internasional," kelakar Bu Nur.
Karena komitmen itulah, Bu Nur mengakui jika konsumennya bukan saja dari masyarakat Malang atau luar Malang. Tetapi banyak juga para turis asing. Seperti dari Cina, Inggris, Belanda, Jepang, Amerika dan turis negara-negara lain.
Meski digemari orang asing, tetapi harga jual relatif murah. Untuk kripik tempe dengan ukuran berat 200 gram, rasa original Rp 5 ribu; rasa pedas Rp 5 ribu, rasa ayam bawang Rp 5.900; rasa udang Rp 6.200. Sedangkan yang rasa keju, barbeque, balado, pizza, burger spaghetti rp 6.400. Demikian juga keripik buah harganya variatif. Disesuaikan dengan harga pasaran buahnya sebelum diproses menjadi keripik. Yang paling mahal adalah keripik buah klengkeng. Untuk ukuran 100 gram harganya Rp 17.500. Keripik buah yang lain seperti mangga 200 gram Rp 20 ribu, semangka 200 gram Rp 16 ribu, apel 150 gram Rp 13 ribu dan 100 gram Rp 7.500. Keripik buah rasa yang lainnya berkisar antara harga tersebut. (taf/adv)
(MALANG POST, Jumat 9 desember 2005)
Jumat, 18 September 2009
Keripik Tempe & Kue Aneka Rasa Bu Noer
MALANG - Pusat Keripik Tempe Bu Noer & Swalayan Makanan Khas Malang yang terkenal dengan produk keripik tempe aneka rasa kini mengembangkan ragam produksinya. Tak hanya keripik tempedengan aneka rasa yang diproduksi oleh Bu Noer. Kini, aneka kue-kue aneka rasa dengan bahan seasoning atau bumbu impor juga tak kalah lezatnya. Bahan-bahan seasoning ini diaplikasikan ke aneka kue-kue yang diproduksinya.
Ini adalah inovasi cita rasa kue yang lazimnya mengandalkan bahan essence. Sebut saja, kue pia aneka rasa, muffin aneka rasa, mendhut aneka rasa. Kue pia misalnya, ada pia rasa pizza, pia rasa kebab, pia rasa keju, pia rasa barbeque, pia rasa burger dan lainnya. Demikian pula kue muffin, hadir muffin rasa keju, barbeque, pizza, burger, nangka, blueberry, dan lain-lain.
Menurut Lukman, manager Keripik Tempe Bu Noer, kue-kue aneka rasa ini banyak disukai masyarakat. Kue-kue ini diproduksi pada awal tahun ini, begitu hadir langsung direspons antusias. Buktinya, permintaan kue eceran dan pesanan baik itu pia maupun muffin aneka rasa sangat banyak.
Tak hanya kue-kue aneka rasa, keripik tempe dan keripik buah aneka rasa tersedia di Keripik Tempe Bu Noer Aneka Rasa & Swalayan Makanan khas Malang. Keripik tempe aneka rasa misalnya. Khusus keripik tempe ini, awalnya sudah hadir 15 rasa yakni original, keju, udang, pedas, ayam bawang, barbeque, balado, pizza, burger dan spaghetti. Bahan-bahan aneka rasa itu, didukung oleh bumbu seasoning yang diimpor dari liar negeri.
Kini, berhasil dikembangkan cita rasa lainnya yakni keripik tempe bumbu pasta, keripik tempe bumbu pasta sambal udang, keripik tempe bumbu pasta sambal balado, hot roasted corn, cokelat roasted corn, sweet roasted corn, kebab dan seaweed. Harga sangat terjangkau Rp. 5.000 per 200 gram.
Pemasaran keripik tempe aneka rasa Bu Noer ini tidak hanya di wilayah Malang Raya saja. Tetapi, juga ke luar jawa, hingga luar negeri. Bu Noer juga cukup kreatif dalam mengembangkan aneka makanan dari bahan tempe. Yakni kue brownies tempe, maupun mie yang terbuat dari bahan tempe.
Kedua jenis makanan ini langsung disukai masyarakat, karena selain lezat juga bergizi tinggi karena kandungan bahan dari tempe yang menyehatkan. Informasi dan pemesanan hubungi : Keripik Tempe Bu Noer Aneka Rasa & Swalayan Makanan Khas Malang, jalan Ciliwung II/2 Malang, telepo 0341-470108. (lia/adv)
(Jawa Pos - Radar Malang, Selasa 12 Desember 2006)
Tempe Isi Keju di Keripik Tempe Bu Noer
MALANG - Inovasi terus dilakukan Keripik Tempe Bu Noer. Yang terbaru, pelopor keripik tempe aneka rasa ini mengeluarkan produk tempe isi keju yang dikemas unik. Meski tempe isi keju ini baru diperkenalkan kepada masyarakat Malang bulan lalu, produk ini mendapat tanggapan positif.
Dikatakan salah satu pengelola Keripik Tempe Bu Noer, M. Lukman Zaini Kurniawan, ide pembuatan tempe isi keju ini berawal dari kunjungan dari instansi pemerintah Malaysia yang berbagi ilmu bulan lalu. Saat itu, Lukman mendapat usulan untuk membuat produk yang dapat sekaligus dijadikan souvenir.
Dari pembicaraan tersebut, Lukman mendapat ide membuat tempe yang dikemas kecil yang didalamnya diselipkan keju batangan. "Sebenarnya kami telah mencoba inovasi ini dengan menggunakan keju serutan. NAmun karena tercampur dengan tempe saat masak, pelanggan komplain karena tidak merasakan kejunya. Akhirnya saya modifikasi lagi dengan menggunakan keju batangan." ungkap dia.
Tempe inovatif ini harganya cukup terjangkau. Hanya Rp 1.500 per bungkusnya. Yang juga baru, Keripik Tempe Bu Noer mengeluarkan aneka keripik buah dengan menggunakan buah-buahan exclusif. Diantaranya, buah Naga, buah Pepino, dan buah Pir. Buah naga dan pepino sendiri, seperti yang diketahui, merupakan buah-buahan yang tergolong baru. Keripik dengan rasa kecut dan segar ini dijual per paknya dengan harga Rp 15.000.
"Kami juga menyediakan keripik durian yang penjualannya cukup baik. Untuk keripik durian harganya memang sedikit lebih mahal, Rp 23.000 per bungkus dengan isi 100 gram. Namun duriannya tidak menggunakan durian lokal, melainkan durian montong. Selain karena rasanya yang lebih istimewa, jenis durian ini dagingnya lebih tebal dan tidak hancur saat digoreng." jelas dia. Dalam waktu dekat, Keripik Tempe Bu Noer mengoperasikan Moleh alias Mobil Oleh-oleh. Dengan kendaraan ini, pelanggan bisa mendapatkan layanan delivery service. (fio/mar)
(MALANG POST, Jumat 14 Desember 2007)
Cake Bekatul Produk Baru Bu Noer - Berbahan Murah dan Bergizi Tinggi
MALANG - Setelah sukses dengan brownies berbahan tempe, toko Bu Noer di jalan Ciliwung II/2 ini kembali memprkenalkan produk baru bernama cake bekatul.
Bekatul yang diperoleh dari tahap ketiga penggilingan padi ini bermanfaat menggantikan tepung terigu. Apalagi sejumlah penelitian menunjukkan bekatul mengandung gizi baik bagi tubuh. "Informasi beberapa penelitian menemukan bahwa bekatul mengandung vitamin B15, vitamin E dan protein. Selain itu, bekatul merupakan sumber asam lemak esensial, serat pangan dan asam ferulat. Jadi sebenarnya, bekatul dapat dikonsumsi manusia, karena kandungan yang dimiliki sangat bermanfaat," ungkap manajer toko Bu Noer, Lukman Zaini SE.
Namun, dengan kandungan vitamin yang dimiliki, bukan berarti sudah banyak masyarakat yang mengonsumsi. Sebagian besar masyarakat membeli bekatul untuk campuran pakan ternak, hanya sebagian kecil saja yang memanfaatkan untuk dikonsumsi. "Oleh karena itu, kami mengolah sumber makanan tradisional ini agar mudah dinikmati," tukas Lukman.
Selain itu, keinginan membuat bekatul bermula saat menyaksikan tayangan televisi tentang kegagalan panen di beberapa daerah karena buruknya kualitas bibit padi yang disemai. Ditunjukkan, para petani tersebut geram dan membakar semua tumpukan tanaman padi. "Padahal kalau lebih jeli, tumpukan tanaman itu digiling saja hingga menghasilkan bekatul kemudian dijual," tandas Lukman.
Di sisi lain, kata Lukman, mencari pasokan bekatul termasuk gampang-gampang susah, sebab menyesuaikan dengan masa panen padi. Bahkan Lukman kesulitan mencari pasokan bekatul di wilayah Kota Malang, sehingga ia menyuplai kebutuhan bekatul dari berbagai tempat penggilingan padi di Kab Malang, seperti Tumpang dan Pakisaji. "Hingga kini, kebutuhan bekatul masih tercukupi. NAmun, apabila di masa mendatang permintaan cake bekatul semakin meningkat, maka bukan tidak mungkin mencari tempat penggilingan padi di daerah lain yang termasuk lumbung padi. Melihat respon masyarakat dululah," ujarnya kepada koran ini.
Dikatakan Lukman, walau memiliki sifat menggantikan tepung, bekatul memiliki kekurangan, yakni tidak tahan lama. Bekatul akan berubah rasa dalam jangka waktu dua minggu. "Jika sudah melebihi waktu tersebut, maka bekatul tidak layak dikonsumsi manusia. Karena kandungan gizi juga sudah mulai berkurang. Dengan demikian, hanya dapat untuk makan ternak," ungkapnya.
Sedangkan, cake bekatul ala Bu Noer, disebut-sebutnya mampu tahan hingga satu bulan dalam suhu ruangan. "Tidak akan berjamur, melainkan kadar air berkurang, sehingga cake menjadi keras. Dapat pula diatasi dengan cara dioven, walau itu tidak seenak saat sesegera mungkin menyantap cake bekatul yang telah dibeli," tukasnya yang berencana mengikutsertakan cake bekatul pada festival makanan tradisional mendatang.
Lukman belum berencana membuat produk olahan dari bekatul selain cake. Meski menurut Lukman, sesuai sifatnya yang menyerupai tepung, kemungkinanan besar bekatul dapat dioalah menjadi kerupuk.
"Sekarang memfokuskan pada sake bekatul dulu," kata Lukman seraya menyebut ada empat rasa sake bekatul, yakni coklat, keju, moka dan jeruk yang dijual Rp 16.000 setiap loyangnya. (tia-KP)
(Koran Pendidikan, edisi 227 / IV / 23-29 September 2008)
Kamis, 17 September 2009
Keripik Tempe Bu Noer - Produk Lokal, Cita Rasa Internasional
Untuk menikmati keripik tempe khas Malang, siapapun dipastikan akan semakin banyak pilihan. Pasalnya, produsen keripik tempe seperti Keripik Tempe Bu Noer telah memproduksi keripik tempe beraneka rasa.
Menurut owner keripik Bu Noer M. Lukman Zaini Kurniawan, SE. saat ini pihaknya telah memiliki produk keripik tempe 15 rasa.
"Semua rasa dibuat dari seasoning yang biasa dipakai untuk penganan snack seperti ciki-ciki atau pop corn. Ini kita lakukan agar terdapat beragam cita rasa tempeyang marketable dengan produk internasional," jelasnya menguraikan.
Dengan aneka rasa semacam itu, diakui Lukman sapaan akrabnya konsumen justru sangat tertarik dengan inovasinya tersebut. Karena, sejak tahun 90-an dirinya sudah merintis keripik tempenya diberi seasoning dan bumbunya tersebut diimpor dari luar negeri.
Keripik tempe beragam cita rasa pun menjadi popular di Malang. Sehingga tidak heran, kalau produsen lain banyak yang meniru inovasi Lukman.
"Saya justru senang produk kita ditiru orang lain, karena itu justru mempercepat terkenalnya kita juga," tandasnya.
Kelima belas rasa keripik tempe yang dimiliki antara lain adalah keripik tempe rasa keju, ayam bawang, pedas, barbeque, udang, balado, pizza, burger serta spaghetti, juga rasa sweet roasted corn, chocolate roasted corn, hot roasted corn, kebab dan seaweed.
"Dengan aneka rasa tersebut, per hari kita bisa dapatkan omzet sampai Rp 3 hingga 4 juta." jelas Lukman.
Selain keripik tempe, Lukman juga menyediakan produk keripik dari buah-buahan maupun hasil bumi Malang. Antara lain, Keripik kentang juga dengan rasa beraneka sampai 12 rasa, keripik singkong (rasa manis, coklat, durian maupun strawberry) keripik talas, marning jagung, bentul, buah atau pisang, keripik bengkoang dan labu.
Untuk pemesanan, sampai saat ini pusat produk keripik Bu Noer telah mencapai nusantara. Setiap minggu bisa mencapai seluruh pelosok negeri bahkan internasional.
Khusus untuk dalam negeri pesanan datang datang dari Bandung, Banjarmasin serta kota lainnya. Untuk warga Malang yang ingin memesan dalam jumlah besar juga bisa langsung datang ke pusat keripik Bu Noer jl. Ciliwung II/2 Malang, telp.0341-470108. (zain-kp)
(Koran Pendidikan, edisi 135/senin II/11-17 Desember 2006)
Bu Noer dan Inovasi Keripik Tempe
"Awalnya saya hanya menjual beberapa bungkus tempe"
Penampilannya sederhana dan tidak menunjukkan pengusaha yang sukses. Ditemui, rabu (3/9), saat sedang meracik bumbu tempe yang akan digoreng. Siti Juariah (46),pemilik toko Keripik Tempe Bu Noer, menyambut Kompas dengan ramah di rumah sekaligus tokonya yang terletak di jalan Ciliwung II nomor 2, kota Malang. Hanya dengan bermodalkan uang Rp. 5.000, Bu Noer, panggilan akrab Siti, mulai merintis usahanya 10 tahun yang lalu. "Awalnya saya hanya menjual beberapa bungkus tempe. Lalu saya titipkan ke saudara-saudara saya yang punya toko. Tidak disangka ternyata banyak orang yang senang dengan keripik tempe saya," kata ibu dari tiga orang anak itu.
Dengan semakin banyaknya pesanan, usaha Bu Noer otomatis semakin berkembang. Semakin lama tidak hanya beberapa bungkus tempe yang dijualnya, tapi sampai 300 pak per hari (satu pak sama dengan 200 gram). Toko yang tadinya hanya memiliki sebuah etalase kaca yang diletakkan di depan rumah, sekarang sudah bertambah menjadi beberapa etalase dengan tempat untuk menaruh barang jualan yang lebih luas.
Persaingan yang semakin ketat dengan pedagang tempe lainnya di Malang, membuat anak sulung Bu Noer yang kuliah di Jurusan Hukum menantang Bu Noer untuk membuat tempe tidak hanya dengan resep tradisional.
"Saya benar-benar tertantang dengan ucapan anak saya itu. Mulailah saya mencoba berbagai resep untuk tempe saya. Setelah mencoba rasa dan ketahanannya untuk disimpan, akhirnya saya berhasil membuat tempe dengan lima jenis rasa baru, yaitu rasa keju, rasa barbeque, rasa udang, rasa bawang dan rasa pedas. Semuanya tanpa pengawet dan tahan disimpan selama tiga bulan," katanya.
Berkali-kali Bu Noer menjelaskan betapa dia selalu menjaga kualitas dari tempe buatannya tersebut. Bahan dasar tempe harus dari kedelai murni dan tanpa pengawet, meskipun akhirnya dia harus menjual keripik tempe tersebut dengan harga yang lebih mahal.
"Kalau dibanding tempe dengan resep tradisional, tempe dengan rasa tersebut memang lebih mahal. Per 200 gram keripik tempe rasa keju harganya Rp. 5.700, rasa barbeque juga Rp. 5.700, rasa udang Rp. 5.500, rasa ayam bawang Rp. 5.200, dan rasa pedas Rp. 4.200. Sementara itu, kalau keripik tempe tradisional hanya Rp. 3.800," tambahnya.
Menurut Bu Noer, kemajuan usahanya sampai saat ini juga ditunjang oleh kemandiriannya. Dari mulai menyablon kardus untuk pengepakan, mencetak merk diplastik, membuat spanduk sampai plang iklan, semuanya dikerjakan sendiri oleh anak-anak Bu Noer. "Kalau pesan, biayanya dua kali lipat, Mbak. Dengan membuat sendiri biaya lebih irit," ujarnya. (TAV)
(KOMPAS, Kamis, 4 September 2003)
Perbaiki Produksi dan Pemasaran, istri menteri pertanian kunjungi kripik tempe bu noer
Malang - Potensi UKM khususnya kripik tempe dari kota Malang sangat potensial terus dikembangkan. Untuk itu, mutlak diperlukan berbagai perbaikan mulai dari proses produksi hingga pemasaran. Hingga, produksi kripik tempe ini dapat menjangkau seluruh daerah di tanah air bahkan luar negeri.
Demikian ditegaskan Ny. Anton Apriantono, istri Menteri Pertanian (Mentan) RI, ketika melakukan kunjungan ke perusahaan Kripik Tempe Bu Noer di jalan ciliwung kemarin.
Kedatangannya bertujuan untuk mensosialisasikan dan menggiatkan Usaha Kecil Menengah (UKM) di kota Malang agar perindustrian dan perekonomian di kota Malang dengan cepat berkembang pesat.
Wanita ramah yang juga sebelumnya telah mengunjungi usaha Bakpao Telo di Lawang, juga menambahkan bukan kripik tempe saja yang berpotensial untuk berkembang. Tetapi juga unit usaha lainnya seperti bakpao telo, kripik apel dan sebagainya.
"Untuk itu, kuncinya adalah pemasaran dan pengembangannya harus ditangani dengan lebih baik lagi" harapnya.
Ny. Anton memaparkan, pemecahan masalah dalam menghadapi persaingan perdagangan bebas adalah tetap mencari daerah pasar terlebih dahulu sebelum memproduksi serta perbaikan teknik pengolahan. Dengan demikian dapat mempunyai suatu citarasa yang khas.
"Karena dengan citarasa yang khas kita bisa mempunyai perbedaan dengan yang lainnya. Dan pelanggan tidak cepat bosan, " imbuhnya.
Unit usaha kripik tempe Bu Noer merupakan salah satu pelopor usaha kripik tempe di kota Malang. Mereka telah mempunyai banyak pelanggan di kota-kota besar, termasuk para pejabat tinggi negara.
Kripik tempe dijual seharga 20 ribu per kemasan besar ini mempunyai 18 rasa, antara lain rasa bakso Malang yang menjadi trademark dari kripik tempe Bu Noer. (MP-26)
(MALANG POST - senin, 14mei 2007)
Langganan:
Postingan (Atom)