Senin, 19 Oktober 2009

Tradisional, Rasa Internasional

KOTA Malang, dari dulu terkenal akan tempenya yang enak. Akan tetapi sayang, tempe tidak memiliki masa simpan yang panjang. Akibatnya, tidak dapat dinikmati oleh mereka yang jauh dari Malang. Kripik tempe, merupakan salah satu disertivikasi agar tempe bisa tahan lama.
Siti Juwariyah, pemilik Kripik Tempe Bu Noer mengatakan sejak dulu Kota Malang terkenal akan tempe dan kripik tempenya yang khas. "Orang Malang atau mereka yang berlibur ke sini pasti membawa oleh-oleh kripik tempe," ujarnya.
Ia sendiri baru memproduksi kripik tempe tahun 1993. Kripik tempe produksinya diberi nama Kripik Tempe Bu Noer. Nama itu diambil dari nama depan suaminya. Perlahan tapi pasti, usahanya terus berkembang.
Awal tahun 2001, ia berusaha memproduksi kripik tempe yang lain daripada yang lain. "Rasa kripik tempe tidak harus seperti ini. Perlu varian rasa yang lain," katanya. Maka, terciptalah kripik tempe aneka rasa. Awalnya hanya 4 rasa. Kini, Bu Noer telah mengembangkan kripik tempe dengan 10 rasa yang berbeda. "Rata-rata, setiap harinya diproduksi 60 kg kripik tempe. Naik tiga kali lipat pada hari libur," kata Siti Juwariyah.
Untuk menjaga kwalitas, sejak awal produksi dilakukan pemilihan bahan yang baik. Tempenya saya pesan ke adik yang sudah berpengalaman lebih dari 9 tahun dalam membuat tempe," katanya. Saat ini kripik tempe Bu Noer selain di Malang, telah menembus pasar Kalimantan, Batam dan Timika. (dip)
(MALANG PAGI - Rabu wage, 21 Juni 2006)