Senin, 19 Oktober 2009

Jajanan Perpaduan Tempe dan Apel

PIE JAGO TEMPLE - Hidangan leezat menggugah selera

MALANG - Inovasi adalah salah satu kunci untuk mempertahankan suatu usaha. Karena selera konsumen cepat sekali berubah, maka sebagai pengusaha harus lebih inovatif.
Apalagi usaha makanan yang kini sudah tersebar dimana-mana. Kalau ada ide lebih baik, langsung saja dikeluarkan dan dipublikasikan, sebelum kalah cepat dengan saingan. Harus peka terhadap stimulus di sekitar kita. Seperti yang telah dilakukan oleh Lukman Zaini, pengelola usaha Keripik Tempe Bu Noer yang kini sudah semakin berkembang. Usaha yang sudah berjalan selama 15 tahun ini, setelah banyak berinovasi dengan rasa-rasa keripik dengan aneka rasa dan brownies tempe, kini menjajal inovasi terbarunya, Pie Jago Temple. Jenis makanan yang Malang Raya banget. Siapapun pasti penasaran dengan Pie Jago Temple ini. Dan siapa sangka kalau ternyata Jago Temple itu memiliki arti Jajanan Golongan Tempe dan Apel. Lukman berusaha menyatukan dua makanan khas dari Malang dan Batu dalam satu rasa yang sangat memikat.
Rasa gurih dan manis akan tercipta dari perpaduan tempe dan apel. Apalagi ditambah dengan toping keju ataupun coklat, akan semakin menggugah selera. Lukman mengaku bekerja keras untuk selalu mendapatkan ide dan inovasi-inovasi baru terhadap makanan yang diproduksinya. "Saya termotivasi oleh pengusaha-pengusaha besar yang sudah sukses baik dari dalam maupun luar negeri. Mereka selalu mengutamakan inovasi terhadap produknya," tegas Lukman.
Oleh sebab itu ia tidak mau menunda-nunda dalam mempublikasikan inovasinya agar tidak kalah dengan pengusaha lainnya. Keyakinan kuat pun tertanam, sebagai pengusaha tidak perlu takut jika idenya ditiru. "Kalau ditiru, berarti inovasi tersebut bisa diterima oleh masyarakat luas," kilahnya enteng.
Dan setiap orang punya pilihan sendiri-sendiri terhadap apa yang ingin mereka nikmati. Menurut Lukman, pemasaran produk juga tidak perlu terlalu luas, tapi lebih diperbanyak pada macam produk saja agar konsumen tidak cepat jenuh.
Dan untuk makanan khas seperti ini, tidak perlu takut untuk kekurangan pelanggan, orang pasti tahu dan memilih membeli ataupun memesan di tempat produksinya. (lan-KP)
(KORAN PENDIDIKAN - edisi 161 / II / 11-17 juni 2007)