MALANG - Setelah sukses dengan brownies berbahan tempe, toko Bu Noer di jalan Ciliwung II/2 ini kembali memprkenalkan produk baru bernama cake bekatul.
Bekatul yang diperoleh dari tahap ketiga penggilingan padi ini bermanfaat menggantikan tepung terigu. Apalagi sejumlah penelitian menunjukkan bekatul mengandung gizi baik bagi tubuh. "Informasi beberapa penelitian menemukan bahwa bekatul mengandung vitamin B15, vitamin E dan protein. Selain itu, bekatul merupakan sumber asam lemak esensial, serat pangan dan asam ferulat. Jadi sebenarnya, bekatul dapat dikonsumsi manusia, karena kandungan yang dimiliki sangat bermanfaat," ungkap manajer toko Bu Noer, Lukman Zaini SE.
Namun, dengan kandungan vitamin yang dimiliki, bukan berarti sudah banyak masyarakat yang mengonsumsi. Sebagian besar masyarakat membeli bekatul untuk campuran pakan ternak, hanya sebagian kecil saja yang memanfaatkan untuk dikonsumsi. "Oleh karena itu, kami mengolah sumber makanan tradisional ini agar mudah dinikmati," tukas Lukman.
Selain itu, keinginan membuat bekatul bermula saat menyaksikan tayangan televisi tentang kegagalan panen di beberapa daerah karena buruknya kualitas bibit padi yang disemai. Ditunjukkan, para petani tersebut geram dan membakar semua tumpukan tanaman padi. "Padahal kalau lebih jeli, tumpukan tanaman itu digiling saja hingga menghasilkan bekatul kemudian dijual," tandas Lukman.
Di sisi lain, kata Lukman, mencari pasokan bekatul termasuk gampang-gampang susah, sebab menyesuaikan dengan masa panen padi. Bahkan Lukman kesulitan mencari pasokan bekatul di wilayah Kota Malang, sehingga ia menyuplai kebutuhan bekatul dari berbagai tempat penggilingan padi di Kab Malang, seperti Tumpang dan Pakisaji. "Hingga kini, kebutuhan bekatul masih tercukupi. NAmun, apabila di masa mendatang permintaan cake bekatul semakin meningkat, maka bukan tidak mungkin mencari tempat penggilingan padi di daerah lain yang termasuk lumbung padi. Melihat respon masyarakat dululah," ujarnya kepada koran ini.
Dikatakan Lukman, walau memiliki sifat menggantikan tepung, bekatul memiliki kekurangan, yakni tidak tahan lama. Bekatul akan berubah rasa dalam jangka waktu dua minggu. "Jika sudah melebihi waktu tersebut, maka bekatul tidak layak dikonsumsi manusia. Karena kandungan gizi juga sudah mulai berkurang. Dengan demikian, hanya dapat untuk makan ternak," ungkapnya.
Sedangkan, cake bekatul ala Bu Noer, disebut-sebutnya mampu tahan hingga satu bulan dalam suhu ruangan. "Tidak akan berjamur, melainkan kadar air berkurang, sehingga cake menjadi keras. Dapat pula diatasi dengan cara dioven, walau itu tidak seenak saat sesegera mungkin menyantap cake bekatul yang telah dibeli," tukasnya yang berencana mengikutsertakan cake bekatul pada festival makanan tradisional mendatang.
Lukman belum berencana membuat produk olahan dari bekatul selain cake. Meski menurut Lukman, sesuai sifatnya yang menyerupai tepung, kemungkinanan besar bekatul dapat dioalah menjadi kerupuk.
"Sekarang memfokuskan pada sake bekatul dulu," kata Lukman seraya menyebut ada empat rasa sake bekatul, yakni coklat, keju, moka dan jeruk yang dijual Rp 16.000 setiap loyangnya. (tia-KP)
(Koran Pendidikan, edisi 227 / IV / 23-29 September 2008)