Jumat, 18 September 2009

Keripik Tempe & Kue Aneka Rasa Bu Noer

MALANG - Pusat Keripik Tempe Bu Noer & Swalayan Makanan Khas Malang yang terkenal dengan produk keripik tempe aneka rasa kini mengembangkan ragam produksinya. Tak hanya keripik tempedengan aneka rasa yang diproduksi oleh Bu Noer. Kini, aneka kue-kue aneka rasa dengan bahan seasoning atau bumbu impor juga tak kalah lezatnya. Bahan-bahan seasoning ini diaplikasikan ke aneka kue-kue yang diproduksinya.
Ini adalah inovasi cita rasa kue yang lazimnya mengandalkan bahan essence. Sebut saja, kue pia aneka rasa, muffin aneka rasa, mendhut aneka rasa. Kue pia misalnya, ada pia rasa pizza, pia rasa kebab, pia rasa keju, pia rasa barbeque, pia rasa burger dan lainnya. Demikian pula kue muffin, hadir muffin rasa keju, barbeque, pizza, burger, nangka, blueberry, dan lain-lain.
Menurut Lukman, manager Keripik Tempe Bu Noer, kue-kue aneka rasa ini banyak disukai masyarakat. Kue-kue ini diproduksi pada awal tahun ini, begitu hadir langsung direspons antusias. Buktinya, permintaan kue eceran dan pesanan baik itu pia maupun muffin aneka rasa sangat banyak.
Tak hanya kue-kue aneka rasa, keripik tempe dan keripik buah aneka rasa tersedia di Keripik Tempe Bu Noer Aneka Rasa & Swalayan Makanan khas Malang. Keripik tempe aneka rasa misalnya. Khusus keripik tempe ini, awalnya sudah hadir 15 rasa yakni original, keju, udang, pedas, ayam bawang, barbeque, balado, pizza, burger dan spaghetti. Bahan-bahan aneka rasa itu, didukung oleh bumbu seasoning yang diimpor dari liar negeri.
Kini, berhasil dikembangkan cita rasa lainnya yakni keripik tempe bumbu pasta, keripik tempe bumbu pasta sambal udang, keripik tempe bumbu pasta sambal balado, hot roasted corn, cokelat roasted corn, sweet roasted corn, kebab dan seaweed. Harga sangat terjangkau Rp. 5.000 per 200 gram.
Pemasaran keripik tempe aneka rasa Bu Noer ini tidak hanya di wilayah Malang Raya saja. Tetapi, juga ke luar jawa, hingga luar negeri. Bu Noer juga cukup kreatif dalam mengembangkan aneka makanan dari bahan tempe. Yakni kue brownies tempe, maupun mie yang terbuat dari bahan tempe.
Kedua jenis makanan ini langsung disukai masyarakat, karena selain lezat juga bergizi tinggi karena kandungan bahan dari tempe yang menyehatkan. Informasi dan pemesanan hubungi : Keripik Tempe Bu Noer Aneka Rasa & Swalayan Makanan Khas Malang, jalan Ciliwung II/2 Malang, telepo 0341-470108. (lia/adv)
(Jawa Pos - Radar Malang, Selasa 12 Desember 2006)

Tempe Isi Keju di Keripik Tempe Bu Noer

MALANG - Inovasi terus dilakukan Keripik Tempe Bu Noer. Yang terbaru, pelopor keripik tempe aneka rasa ini mengeluarkan produk tempe isi keju yang dikemas unik. Meski tempe isi keju ini baru diperkenalkan kepada masyarakat Malang bulan lalu, produk ini mendapat tanggapan positif.
Dikatakan salah satu pengelola Keripik Tempe Bu Noer, M. Lukman Zaini Kurniawan, ide pembuatan tempe isi keju ini berawal dari kunjungan dari instansi pemerintah Malaysia yang berbagi ilmu bulan lalu. Saat itu, Lukman mendapat usulan untuk membuat produk yang dapat sekaligus dijadikan souvenir.
Dari pembicaraan tersebut, Lukman mendapat ide membuat tempe yang dikemas kecil yang didalamnya diselipkan keju batangan. "Sebenarnya kami telah mencoba inovasi ini dengan menggunakan keju serutan. NAmun karena tercampur dengan tempe saat masak, pelanggan komplain karena tidak merasakan kejunya. Akhirnya saya modifikasi lagi dengan menggunakan keju batangan." ungkap dia.
Tempe inovatif ini harganya cukup terjangkau. Hanya Rp 1.500 per bungkusnya. Yang juga baru, Keripik Tempe Bu Noer mengeluarkan aneka keripik buah dengan menggunakan buah-buahan exclusif. Diantaranya, buah Naga, buah Pepino, dan buah Pir. Buah naga dan pepino sendiri, seperti yang diketahui, merupakan buah-buahan yang tergolong baru. Keripik dengan rasa kecut dan segar ini dijual per paknya dengan harga Rp 15.000.
"Kami juga menyediakan keripik durian yang penjualannya cukup baik. Untuk keripik durian harganya memang sedikit lebih mahal, Rp 23.000 per bungkus dengan isi 100 gram. Namun duriannya tidak menggunakan durian lokal, melainkan durian montong. Selain karena rasanya yang lebih istimewa, jenis durian ini dagingnya lebih tebal dan tidak hancur saat digoreng." jelas dia. Dalam waktu dekat, Keripik Tempe Bu Noer mengoperasikan Moleh alias Mobil Oleh-oleh. Dengan kendaraan ini, pelanggan bisa mendapatkan layanan delivery service. (fio/mar)
(MALANG POST, Jumat 14 Desember 2007)

Cake Bekatul Produk Baru Bu Noer - Berbahan Murah dan Bergizi Tinggi

MALANG - Setelah sukses dengan brownies berbahan tempe, toko Bu Noer di jalan Ciliwung II/2 ini kembali memprkenalkan produk baru bernama cake bekatul.
Bekatul yang diperoleh dari tahap ketiga penggilingan padi ini bermanfaat menggantikan tepung terigu. Apalagi sejumlah penelitian menunjukkan bekatul mengandung gizi baik bagi tubuh. "Informasi beberapa penelitian menemukan bahwa bekatul mengandung vitamin B15, vitamin E dan protein. Selain itu, bekatul merupakan sumber asam lemak esensial, serat pangan dan asam ferulat. Jadi sebenarnya, bekatul dapat dikonsumsi manusia, karena kandungan yang dimiliki sangat bermanfaat," ungkap manajer toko Bu Noer, Lukman Zaini SE.
Namun, dengan kandungan vitamin yang dimiliki, bukan berarti sudah banyak masyarakat yang mengonsumsi. Sebagian besar masyarakat membeli bekatul untuk campuran pakan ternak, hanya sebagian kecil saja yang memanfaatkan untuk dikonsumsi. "Oleh karena itu, kami mengolah sumber makanan tradisional ini agar mudah dinikmati," tukas Lukman.
Selain itu, keinginan membuat bekatul bermula saat menyaksikan tayangan televisi tentang kegagalan panen di beberapa daerah karena buruknya kualitas bibit padi yang disemai. Ditunjukkan, para petani tersebut geram dan membakar semua tumpukan tanaman padi. "Padahal kalau lebih jeli, tumpukan tanaman itu digiling saja hingga menghasilkan bekatul kemudian dijual," tandas Lukman.
Di sisi lain, kata Lukman, mencari pasokan bekatul termasuk gampang-gampang susah, sebab menyesuaikan dengan masa panen padi. Bahkan Lukman kesulitan mencari pasokan bekatul di wilayah Kota Malang, sehingga ia menyuplai kebutuhan bekatul dari berbagai tempat penggilingan padi di Kab Malang, seperti Tumpang dan Pakisaji. "Hingga kini, kebutuhan bekatul masih tercukupi. NAmun, apabila di masa mendatang permintaan cake bekatul semakin meningkat, maka bukan tidak mungkin mencari tempat penggilingan padi di daerah lain yang termasuk lumbung padi. Melihat respon masyarakat dululah," ujarnya kepada koran ini.
Dikatakan Lukman, walau memiliki sifat menggantikan tepung, bekatul memiliki kekurangan, yakni tidak tahan lama. Bekatul akan berubah rasa dalam jangka waktu dua minggu. "Jika sudah melebihi waktu tersebut, maka bekatul tidak layak dikonsumsi manusia. Karena kandungan gizi juga sudah mulai berkurang. Dengan demikian, hanya dapat untuk makan ternak," ungkapnya.
Sedangkan, cake bekatul ala Bu Noer, disebut-sebutnya mampu tahan hingga satu bulan dalam suhu ruangan. "Tidak akan berjamur, melainkan kadar air berkurang, sehingga cake menjadi keras. Dapat pula diatasi dengan cara dioven, walau itu tidak seenak saat sesegera mungkin menyantap cake bekatul yang telah dibeli," tukasnya yang berencana mengikutsertakan cake bekatul pada festival makanan tradisional mendatang.
Lukman belum berencana membuat produk olahan dari bekatul selain cake. Meski menurut Lukman, sesuai sifatnya yang menyerupai tepung, kemungkinanan besar bekatul dapat dioalah menjadi kerupuk.
"Sekarang memfokuskan pada sake bekatul dulu," kata Lukman seraya menyebut ada empat rasa sake bekatul, yakni coklat, keju, moka dan jeruk yang dijual Rp 16.000 setiap loyangnya. (tia-KP)
(Koran Pendidikan, edisi 227 / IV / 23-29 September 2008)

Kamis, 17 September 2009

Keripik Tempe Bu Noer - Produk Lokal, Cita Rasa Internasional

Untuk menikmati keripik tempe khas Malang, siapapun dipastikan akan semakin banyak pilihan. Pasalnya, produsen keripik tempe seperti Keripik Tempe Bu Noer telah memproduksi keripik tempe beraneka rasa.
Menurut owner keripik Bu Noer M. Lukman Zaini Kurniawan, SE. saat ini pihaknya telah memiliki produk keripik tempe 15 rasa.
"Semua rasa dibuat dari seasoning yang biasa dipakai untuk penganan snack seperti ciki-ciki atau pop corn. Ini kita lakukan agar terdapat beragam cita rasa tempeyang marketable dengan produk internasional," jelasnya menguraikan.
Dengan aneka rasa semacam itu, diakui Lukman sapaan akrabnya konsumen justru sangat tertarik dengan inovasinya tersebut. Karena, sejak tahun 90-an dirinya sudah merintis keripik tempenya diberi seasoning dan bumbunya tersebut diimpor dari luar negeri.
Keripik tempe beragam cita rasa pun menjadi popular di Malang. Sehingga tidak heran, kalau produsen lain banyak yang meniru inovasi Lukman.
"Saya justru senang produk kita ditiru orang lain, karena itu justru mempercepat terkenalnya kita juga," tandasnya.
Kelima belas rasa keripik tempe yang dimiliki antara lain adalah keripik tempe rasa keju, ayam bawang, pedas, barbeque, udang, balado, pizza, burger serta spaghetti, juga rasa sweet roasted corn, chocolate roasted corn, hot roasted corn, kebab dan seaweed.
"Dengan aneka rasa tersebut, per hari kita bisa dapatkan omzet sampai Rp 3 hingga 4 juta." jelas Lukman.
Selain keripik tempe, Lukman juga menyediakan produk keripik dari buah-buahan maupun hasil bumi Malang. Antara lain, Keripik kentang juga dengan rasa beraneka sampai 12 rasa, keripik singkong (rasa manis, coklat, durian maupun strawberry) keripik talas, marning jagung, bentul, buah atau pisang, keripik bengkoang dan labu.
Untuk pemesanan, sampai saat ini pusat produk keripik Bu Noer telah mencapai nusantara. Setiap minggu bisa mencapai seluruh pelosok negeri bahkan internasional.
Khusus untuk dalam negeri pesanan datang datang dari Bandung, Banjarmasin serta kota lainnya. Untuk warga Malang yang ingin memesan dalam jumlah besar juga bisa langsung datang ke pusat keripik Bu Noer jl. Ciliwung II/2 Malang, telp.0341-470108. (zain-kp)
(Koran Pendidikan, edisi 135/senin II/11-17 Desember 2006)

Bu Noer dan Inovasi Keripik Tempe

"Awalnya saya hanya menjual beberapa bungkus tempe"
Penampilannya sederhana dan tidak menunjukkan pengusaha yang sukses. Ditemui, rabu (3/9), saat sedang meracik bumbu tempe yang akan digoreng. Siti Juariah (46),pemilik toko Keripik Tempe Bu Noer, menyambut Kompas dengan ramah di rumah sekaligus tokonya yang terletak di jalan Ciliwung II nomor 2, kota Malang.
Hanya dengan bermodalkan uang Rp. 5.000, Bu Noer, panggilan akrab Siti, mulai merintis usahanya 10 tahun yang lalu. "Awalnya saya hanya menjual beberapa bungkus tempe. Lalu saya titipkan ke saudara-saudara saya yang punya toko. Tidak disangka ternyata banyak orang yang senang dengan keripik tempe saya," kata ibu dari tiga orang anak itu.
Dengan semakin banyaknya pesanan, usaha Bu Noer otomatis semakin berkembang. Semakin lama tidak hanya beberapa bungkus tempe yang dijualnya, tapi sampai 300 pak per hari (satu pak sama dengan 200 gram). Toko yang tadinya hanya memiliki sebuah etalase kaca yang diletakkan di depan rumah, sekarang sudah bertambah menjadi beberapa etalase dengan tempat untuk menaruh barang jualan yang lebih luas.
Persaingan yang semakin ketat dengan pedagang tempe lainnya di Malang, membuat anak sulung Bu Noer yang kuliah di Jurusan Hukum menantang Bu Noer untuk membuat tempe tidak hanya dengan resep tradisional.
"Saya benar-benar tertantang dengan ucapan anak saya itu. Mulailah saya mencoba berbagai resep untuk tempe saya. Setelah mencoba rasa dan ketahanannya untuk disimpan, akhirnya saya berhasil membuat tempe dengan lima jenis rasa baru, yaitu rasa keju, rasa barbeque, rasa udang, rasa bawang dan rasa pedas. Semuanya tanpa pengawet dan tahan disimpan selama tiga bulan," katanya.
Berkali-kali Bu Noer menjelaskan betapa dia selalu menjaga kualitas dari tempe buatannya tersebut. Bahan dasar tempe harus dari kedelai murni dan tanpa pengawet, meskipun akhirnya dia harus menjual keripik tempe tersebut dengan harga yang lebih mahal.
"Kalau dibanding tempe dengan resep tradisional, tempe dengan rasa tersebut memang lebih mahal. Per 200 gram keripik tempe rasa keju harganya Rp. 5.700, rasa barbeque juga Rp. 5.700, rasa udang Rp. 5.500, rasa ayam bawang Rp. 5.200, dan rasa pedas Rp. 4.200. Sementara itu, kalau keripik tempe tradisional hanya Rp. 3.800," tambahnya.
Menurut Bu Noer, kemajuan usahanya sampai saat ini juga ditunjang oleh kemandiriannya. Dari mulai menyablon kardus untuk pengepakan, mencetak merk diplastik, membuat spanduk sampai plang iklan, semuanya dikerjakan sendiri oleh anak-anak Bu Noer. "Kalau pesan, biayanya dua kali lipat, Mbak. Dengan membuat sendiri biaya lebih irit," ujarnya. (TAV)
(KOMPAS, Kamis, 4 September 2003)

Perbaiki Produksi dan Pemasaran, istri menteri pertanian kunjungi kripik tempe bu noer

Malang - Potensi UKM khususnya kripik tempe dari kota Malang sangat potensial terus dikembangkan. Untuk itu, mutlak diperlukan berbagai perbaikan mulai dari proses produksi hingga pemasaran. Hingga, produksi kripik tempe ini dapat menjangkau seluruh daerah di tanah air bahkan luar negeri.
Demikian ditegaskan Ny. Anton Apriantono, istri Menteri Pertanian (Mentan) RI, ketika melakukan kunjungan ke perusahaan Kripik Tempe Bu Noer di jalan ciliwung kemarin.
Kedatangannya bertujuan untuk mensosialisasikan dan menggiatkan Usaha Kecil Menengah (UKM) di kota Malang agar perindustrian dan perekonomian di kota Malang dengan cepat berkembang pesat.
Wanita ramah yang juga sebelumnya telah mengunjungi usaha Bakpao Telo di Lawang, juga menambahkan bukan kripik tempe saja yang berpotensial untuk berkembang. Tetapi juga unit usaha lainnya seperti bakpao telo, kripik apel dan sebagainya.
"Untuk itu, kuncinya adalah pemasaran dan pengembangannya harus ditangani dengan lebih baik lagi" harapnya.
Ny. Anton memaparkan, pemecahan masalah dalam menghadapi persaingan perdagangan bebas adalah tetap mencari daerah pasar terlebih dahulu sebelum memproduksi serta perbaikan teknik pengolahan. Dengan demikian dapat mempunyai suatu citarasa yang khas.
"Karena dengan citarasa yang khas kita bisa mempunyai perbedaan dengan yang lainnya. Dan pelanggan tidak cepat bosan, " imbuhnya.
Unit usaha kripik tempe Bu Noer merupakan salah satu pelopor usaha kripik tempe di kota Malang. Mereka telah mempunyai banyak pelanggan di kota-kota besar, termasuk para pejabat tinggi negara.
Kripik tempe dijual seharga 20 ribu per kemasan besar ini mempunyai 18 rasa, antara lain rasa bakso Malang yang menjadi trademark dari kripik tempe Bu Noer. (MP-26)
(MALANG POST - senin, 14mei 2007)